Minggu, 18 April 2010

9 Kiat Menghindari Penculikan Lewat Facebook


Media kembali ramai memberitakan seorang remaja putri di Bandung, bernama Devie Permatasari, yang hilang karena dibawa lari oleh teman pria yang baru dikenalnya melalui situs jejaring sosial Facebook bernama Reno Tofik alias Taufik Hidayat. Devie baru berumur 13 tahun (batas usia minimal seseorang boleh memiliki akun Facebook), sedangkan Taufik yang mengaku masih kelas 1 SMA di sebuah SMA Negeri ternama di Kota Bandung, ternyata sudah berumur 21 tahun.Sekali lagi, teknologi informasi digunakan oleh tangan-tangan jahat untuk melakukan aksinya. Sebenarnya siapa yang salah? Apakah kita dapat menyalahkan teknologinya, dalam hal ini Facebook? Atau si anak yang menjadi korban? Atau si pelaku? Atau malah orang tuanya?
Jangan saling menyalahkan. Teknologi internet sudah merupakan bagian dari hidup anak-anak yang terlahir dan besar di dunia digital seperti sekarang ini. Kita tidak bisa membendung pemanfaatan teknologi ini, bahkan harus dapat mendorong pemanfaatannya sehingga sang anak dapat mengeksplorasi dengan bebas tetapi tetap bertanggung jawab.
Lalu, apa saja yang harus diperhatikan oleh kita sebagai orang tua untuk menghindari dampak negatif penggunaan internet di kalangan anak dan remaja? Berikut tips-tips untuk orang tua agar anak dapat berinternet dengan sehat:
1. Belajarlah menggunakan teknologi, jangan menjadi orang tua gaptek.
Banyak orang tua yang merasa internet itu sulit dan bukan zamannya mereka lagi. Hal ini jelas salah karena internet merupakan teknologi yang dapat digunakan oleh siapa saja. Dengan ikut menggunakannya, orang tua dapat turut merasakan bahaya dan dampak negatif yang muncul dari internet sehingga dapat memperingati anaknya lebih awal
2. Ajari anak untuk tidak mengumbar data pribadi di internet.
Situs jejaring sosial, seperti Facebook, ‘mengundang’ anak untuk mengumbar data pribadinya secara online agar dianggap ‘exist’. Sehingga selain mengunggah poto-potonya, banyak juga yang memajang data-data yang bersifat pribadi seperti sekolah, alamat rumah, nomor telepon rumah bahkan nomor handphone yang dibiarkan menjadi konsumsi publik.
3. Gunakan software internet filter di rumah.
Untuk komputer yang terhubung dengan internet di rumah, lebih baik jika dilengkapi dengan peranti lunak internet filter. Aplikasi ini dapat menyaring situs-situs yang mengandung konten negatif (melalui alamat URL atau kata kunci), mengatur waktu penggunaan internet, membuat report alamat situs yang dibuka dan sebagainya.
4. Ketahui bahaya yang mungkin terjadi dari situs yang sering dibuka anak.
Mencegah lebih baik daripada menyembuhkan. Selain beragam manfaat positif yang bisa didapatkan dari jejaring sosial, situs ini juga dapat menempatkan anak kita ke dalam bahaya seperti kasus yang disebutkan di awal tulisan ini. Orang tua dapat mengedukasi anak tentang bahaya yang dapat muncul dari situs jejaring sosial, seperti pencurian data, perkenalan dengan orang baru yang bisa jadi bermaksud jahat, cyber bullying dan sebagainya
5. Ajari anak anda apa yang harus dilakukan jika menemukan hal yang berbau pornografi di komputer rumah atau publik (sekolah atau warnet).
Jika anak terpapar situs yang memuat konten pornografi, minta anak untuk segera mematikan layar monitornya dan memberitahukan orang dewasa (orang tua, kakak atau petugas lab komputer atau warnet) untuk dapat menutupnya. Usaha untuk menutup situs tersebut oleh sang anak dengan meng-klik button yang tersedia dapat berakibat meningkatnya serangan dengan banyaknya halaman situs porno yang terbuka
6. Batasi waktu ber-internet anak anda.
Banyak aktivitas lain yang harus dilakukan oleh anak selain ber-internet. Batasi waktu untuk menggunakan internet dan ajak untuk melakukan aktivitas lainnya untuk membantu tumbuh-kembang anak baik secara fisik maupun psikis.
7. Buat panduan berinternet untuk anak.
Buat aturan berinternet bagi sang anak yang harus dipatuhi termasuk konsekuensinya apabila aturan tersebut dilanggar. Jika orang tua dapat dengan konsisten menegakkan aturan tersebut maka sang anak akan terbiasa untuk mengikuti aturan tersebut.
8. Simpan komputer di ruang keluarga.
Dengan menempatkan komputer di ruangan bersama yang terbuka maka kita dapat turut memantau aktivitas internet sang anak dan dapat memperingati jika tampak hal-hal yang mencurigakan.
9. Dan yang terpenting, bangun hubungan yang baik dengan anak anda melalui komunikasi yang terbuka.
Komunikasi yang terbuka dan rasa saling percaya merupakan kunci perlindungan yang paling utama. Orang tua harus dapat menjadi sahabat terdekat dari anak. Anak juga harus dapat mengetahui apa yang diharapkan dari dirinya dan keselamatan sang anak menjadi priroritas utama. Sehingga jika mereka merasa ada sesuatu terjadi (seperti jika ada yang mengajak kenalan, melakukan cyber bully, mendapat email yang tidak pantas dan lain-lain) mereka akan secara terbuka mengungkapkannya pada orang tua sebagai ‘pelindung’ pertama.
Sumber: netnanny.com






Komentator Blog Ini