Top Handphone Tahun Ini - yang diberi diberi nama PaperPhone. Meski secara harafiah berarti "telepon kertas", tapi secara fisik benda itu terbuat dari plastik tebal. Ini bukan telepon mainan anak kecil, tapi telepon sungguhan. Ya, PaperPhone adalah ponsel cerdas (smartphone). Fungsinya sama dengan iPhone, Samsung Galaxy dan sejenisnya yang sedang ngetren.
Namun, secara fisik PaperPhone sungguh berbeda dengan semua ponsel cerdas yang sudah ada. Telepon ini fleksibel. Bisa disimpan di kantong celana belakang bak dompet. Jatuh pun tak bakal berantakan. Memang, PaperPhone belum ada di pasar Roxy. Benda ini tengah digodok oleh para ilmuwan di Human Media Lab Universitas Queen, Kanada, bekerja sama dengan peneliti dari Arizona State University.
PCmag.com mengabarkan, PaperPhone menggunakan layar 3,7 inci jenis electrophorectic, yang menyerupai plastik sampul. Sedangkan tampilan huruf dan gambarnya menggunakan teknologi E Ink, yang sudah digunakan oleh sejumlah perangkat baca buku elektronik seperti Kindle, buatan Amazon; dan Nook keluaran Barnes & Noble. Keunggulan E Ink adalah hemat daya. Selama huruf atau gambar tampil statis atawa tidak di-refresh, maka tidak ada daya yang dibutuhkan. Teknologi tinta ini pun bisa tampil prima meski layar terlipat.
Bentuk dan isi PaperPhone menyerupai notes atau buku kecil. Selain ada sampul, di dalamnya terdapat halaman plastik yang setiap halaman berisi fitur-fitur tertentu. Untuk memilih fitur tinggal membalik halaman bak membuka buku, atau menyentuhnya. Penempatan mesin telepon itu di balik sampul plastik. Tentu saja, chip-nya juga dirancang bisa fleksibel.
Kreasi baru tersebut diharapkan mampu menjawab problem pembuatan ponsel pintar, yang harus memenuhi kebutuhan akan kenyamanan penggunaan tapi sekaligus kaya akan fitur. Para produsen ponsel pintar harus memutar keras otaknya untuk membuat ponsel yang masih enak digenggam, tapi sekaligus nyaman digunakan sebagai alat hiburan.
Untuk memadukan kebutuhan itu, bentuk ponsel pintar yang kaya fitur sekarang ini cenderung "membesar", seolah akan kembali ke bentuk ponsel era awal 1990-an, yang segede batubata. Tentu saja, bentuk macam ini tak nyaman disimpan di saku. Teknologi layar fleksibel, khususnya PaperPhone, sangat mungkin akan bisa menjawab problem ukuran ponsel pintar mendatang. Meski penampangnya bisa lebih luas ketimbang ponsel gede sekarang ini, tapi bobotnya yang ringan tentu saja menjadi nilai plus.
Masalahnya, nanti terkait dengan citra PaperPhone. Setidaknya sekarang ini ada kesan bahwa benda yang terbuat dari plastik adalah barang murahan
Namun, secara fisik PaperPhone sungguh berbeda dengan semua ponsel cerdas yang sudah ada. Telepon ini fleksibel. Bisa disimpan di kantong celana belakang bak dompet. Jatuh pun tak bakal berantakan. Memang, PaperPhone belum ada di pasar Roxy. Benda ini tengah digodok oleh para ilmuwan di Human Media Lab Universitas Queen, Kanada, bekerja sama dengan peneliti dari Arizona State University.
PCmag.com mengabarkan, PaperPhone menggunakan layar 3,7 inci jenis electrophorectic, yang menyerupai plastik sampul. Sedangkan tampilan huruf dan gambarnya menggunakan teknologi E Ink, yang sudah digunakan oleh sejumlah perangkat baca buku elektronik seperti Kindle, buatan Amazon; dan Nook keluaran Barnes & Noble. Keunggulan E Ink adalah hemat daya. Selama huruf atau gambar tampil statis atawa tidak di-refresh, maka tidak ada daya yang dibutuhkan. Teknologi tinta ini pun bisa tampil prima meski layar terlipat.
Bentuk dan isi PaperPhone menyerupai notes atau buku kecil. Selain ada sampul, di dalamnya terdapat halaman plastik yang setiap halaman berisi fitur-fitur tertentu. Untuk memilih fitur tinggal membalik halaman bak membuka buku, atau menyentuhnya. Penempatan mesin telepon itu di balik sampul plastik. Tentu saja, chip-nya juga dirancang bisa fleksibel.
Kreasi baru tersebut diharapkan mampu menjawab problem pembuatan ponsel pintar, yang harus memenuhi kebutuhan akan kenyamanan penggunaan tapi sekaligus kaya akan fitur. Para produsen ponsel pintar harus memutar keras otaknya untuk membuat ponsel yang masih enak digenggam, tapi sekaligus nyaman digunakan sebagai alat hiburan.
Untuk memadukan kebutuhan itu, bentuk ponsel pintar yang kaya fitur sekarang ini cenderung "membesar", seolah akan kembali ke bentuk ponsel era awal 1990-an, yang segede batubata. Tentu saja, bentuk macam ini tak nyaman disimpan di saku. Teknologi layar fleksibel, khususnya PaperPhone, sangat mungkin akan bisa menjawab problem ukuran ponsel pintar mendatang. Meski penampangnya bisa lebih luas ketimbang ponsel gede sekarang ini, tapi bobotnya yang ringan tentu saja menjadi nilai plus.
Masalahnya, nanti terkait dengan citra PaperPhone. Setidaknya sekarang ini ada kesan bahwa benda yang terbuat dari plastik adalah barang murahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar