REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG - Peluncuran hari meletusnya Gunung Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, pada 27 Agustus 1883 menjadi paket wisatawan manca negara. Setiap turis akan dikenakan biaya sebesar Rp 100 juta untuk menikmati paket terpadu yang disiapkan kabupaten tersebut.
"Kami akan meluncurkan setiap tanggal 27 Agustus sebagai hari Kunjungan ke Gunung Krakatau. Paket wisata terpadu kami siapkan untuk turis asing dengan biaya Rp 100 juta per orang," kata Sekretaris Daerah Pemkab Lampung Selatan, Sutono, di Kalianda, Jumat (10/6).
Menurut dia, selama ini hari meletusnya Gunung Krakatau tidak pernah dilirik sebagai momen untuk menunjang kepariwisataan Lampung terutama Lampung Selatan. "Bupati menyambut baik gagasan ini, sehingga setiap tahun khusus ada paket wisata terpadu di kabupaten bersejarah ini," terangnya.
Mengenai paket wisata Rp 100 juta, ia mengemukakan hal ini hanya diperuntukkan untuk turis manca negara bukan orang Indonesia. Dalam paket ini, selain menginjakkan kaki di gunung Anak Krakatau, tuan rumah akan menyediakan paket wisata lain yang ada di kabupaten ini.
Paket wisata yang ditawarkan yakni menapak di kaki gunung Anak Krakatau, Krakatau Night, Festival Budaya, kunjungan kuliner Dermaga Bom, kunjungan sentra peternakan dan kerajinan, dan pengenalan potensi kabupaten Lampung Selatan.
Ia berharap tahun ini dapat diluncurkan dan tahun depan menjadi paket wisata manca negara yang rutin setiap tahun. Ia optimistis paket kunjungan ke Gunung Anak Krakatau ini akan menargetkan 100 orang turis.
Gunung Krakatau menjadi terkenal ke manca negara sejak meletus. Menurut buku 100 Natural Wonders of The World tahun 1995, Krakatau meletus pukul 10 pagi dengan kekuatan 1.482 megaton atau 26 kali lebih kuat dari bom hidrogen terbesar.
Letusan melontarkan batu sejauh 34 mil (55 km) ke udara dan menewaskan 36.380 orang. Letusan juga menghasilkan gelombang pasang Tsunami setinggi 40 meter yang melahap 295 desa.
Ledakannya terdengar ke Benua Afrika, Austria Selatan, Ceylon, dan Filipina. Langit menyala merah hingga dapat dilihat hingga di Eropa dan Amerika Utara. Material yang dimuntahkan mencapai 18 km kubik.
--
Foto: Tempo/Santirta M
Tidak ada komentar:
Posting Komentar