Sabtu, 16 April 2011

Pengertian dari Apa itu Vegetarian dan Vegan ?

VEGETARIAN?

Istilah 'Vegetarian' diciptakan pada tahun 1847. Pertama kali digunakan secara formal pada tanggal 30 September tahun itu oleh Joseph Brotherton dan lain-lain, di Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu adalah pertemuan pengukuhan dari Vegetarian Society Inggris.
Kata ini berasal dari Bahasa Latin 'vegetus', yang berarti keseluruhan, sehat, segar, hidup; (jangan dihubungkan dengan 'vegetable-arian' - mitos manusia yang diimajinasikan hidup seluruhnya dari sayur-sayuran tetapi tanpa kacang, buah, biji-bijian, dan sebagainya!)
Sebelum tahun 1847, mereka yang tidak makan daging secara umum dikenal sebagai 'Pythagorean' atau mengikuti 'Sistem Pythagorean', sesuai dengan Pythagoras 'vegetarian' dari Yunani kuno.
Definisi asli dari 'vegetarian' adalah "dengan atau tanpa telur atau produk dairy" dan definisi ini masih digunakan oleh Vegetarian Society hingga sekarang. Bagaimanapun juga, kebanyakan vegetarian di India tidak memasukkan telur ke dalam diet mereka, seperti juga mereka dari tanah Mediteranian klasik, sebagai contoh Pythagoras.

DEFINISI

 Vegan: tidak memakan daging binatang (daging merah, unggas, ikan, dan makanan laut), produk hewani (telur dan susu), dan biasanya tidak mengkonsumsi madu dan tidak menggunakan atau memakai produk hewani (kulit, sutra, wol, lanolin, gelatin...). Masyarakat vegan utama seluruhnya tidak mengijinkan madu, tetapi beberapa "vegan" tetap menggunakannya. Beberapa "vegan" juga menolak untuk makan produk ragi.
Ovo-Lacto Vegetarian: seperti VEGAN, tetapi juga makan telur dan produk susu. Ini adalah bentuk vegetarian yang paling 'populer'.
Lacto Vegetarian: sama seperti VEGAN, tetapi juga makan produk susu.
Veggie -- panggilan pendek untuk seorang VEGETARIAN; sering mencakup pula VEGAN.
Vegetarian ketat: asalnya berarti vegan, sekarang bisa berarti vegan atau vegetarian.
Definisi dari istilah-istilah lain yang membingungkan
Semi-Vegetarian: Memakan lebih sedikit daging dari pada orang rata-rata. Lihat juga PSEUDO-VEGETARIAN.
Pseudo-Vegetarian: Mengaku sebagai vegetarian, tetapi bukan. Sering digunakan oleh para VEGETARIAN untuk mendeskripsikan SEMI-VEGETARIAN, dan PESCETARIAN.
Pescetarian: Sama dengan VEGETARIAN, tetapi juga mengkonsumsi ikan. (sering merupakan orang yang menghindari teknik-teknik 'peternakan pabrik'...)Lihat juga PSEUDO-VEGETARIAN.
Fruitarian: Sama dengan VEGAN, tetapi hanya makan makanan yang tidak membunuh tumbuhan tersebut (apel bisa dipetik tanpa membunuh pohonnya, sedangkan wortel tidak dapat).
Konsumen Sayuran: Berarti siapapun yang mengkonsumsi sayuran. Tidak selalu seorang VEGETARIAN.
Herbivora: Sebagian besar makan rumput atau tumbuh-tumbuhan. Tidak selalu VEGETARIAN.
Pemakan-tumbuhan: Sebagian besar makan tumbuhan. Not necessarily a VEGETARIAN.
Pemakan bukan-daging: Tidak makan daging. Sebagian besar definisi tidak menganggap ikan, unggas, ataupun makanan laut sebagai daging. Lemak dan minyak hewan, tulang, dan kulit tidak dianggap sebagai daging.
Kosher: Dibuat sesuai dengan peraturan diet Yahudi yang kompleks. Tidak menunjukkan VEGAN dalam kasus apapun. Tidak menunjukkan OVO-LACTO VEGETARIAN dalam kasus apapun. Bahkan produk KOSHER mengandung produk susu mungkin mengandung beberapa tipe hewan yang tidak dianggap 'daging'.
Pareve/Parve: Salah satu kategori dalam peraturan diet KOSHER. Dibuat tanpa daging dan produk susu ataupun hasil-hasilnya. Telur dan ikan termasuk pareve, kerang-kerangan tidak.
Nondairy: Presentase lemak susu yang dikandung tidak cukup untuk disebut dairy. Dapat mengandung susu atau hasil-hasil susu.
Tanpa daging: Dibuat tanpa daging. Dapat mengandung telur, susu, dan keju. Kadang-kadang bahkan mengandung lemak hewan, makanan laut, ikan, unggas.

MENGAPA VEGAN?

VEGANISME dapat didefinisikan sebagai suatu cara hidup yang ingin mengeluarkan, sejauh yang masih mungkin dan masih bisa dilaksanakan, segala bentuk dari eksploitasi, serta kekejaman terhadap, binatang untuk makanan, pakaian, dan maksud-maksud lain.
Dalam istilah diet vegan mengacu pada praktek membuang penggunaan *semua* hasil hewani - termasuk daging, ikan, unggas, telur, susu hewan, madu, dan hasil-hasilnya.
Kemualan terhadap kekejaman yang melekat pada peternakan susu, ternak, dan unggas mungkin adalah satu alasan terutama akan adopsi dari veganisme, tetapi banyak juga yang tertarik padanya untuk kesehatan, lingkungan, spiritual, dan alasan-alasan lainnya.
"Tanah, energi, dan sumber air yang digunakan untuk peternakan berkisar antara 10 hingga 1000 kali lebih besar daripada apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan makanan nabati dengan jumlah yang sama. Juga, peternakan tidak hanya *menggunakan* sumber daya ini, melainkan *menghabiskannya*.
Semua ini terlihat dalam sejarah. Kebanyakan dari permukaan tanah dunia, erosi, kehabisan air tanah, serta pembabatan hutan -- faktor-faktor yang saat ini mengancam dasar sistem makanan kita -- adalah hasil dari bentuk produksi makanan yang destruktif ini" (Keith Akers, p. 81, "A Vegetarian Sourcebook", 1989).

BAGAIMANA VEGAN DI UCAPKAN?

Bagaimanakah "vegan" diucapkan?
Kata vegan diciptakan oleh Donald Watson pada tahun 1940-an. Dibaca "vee-gun". Ini adalah pengucapan yang paling umum di Inggris sekarang. Tidak ada yang bisa berkata pengucapan ini "salah", maka ini juga adalah pengucapan yang secara politik benar.
Di US, pengucapan yang umum adalah "vee-jan" dan "vay-gn" dan juga "vee-gn", walaupun Masyarakat Vegan America mengatakan bahwa pengucapan yang benar adalah yang sama dengan pengucapan di Inggris.
Inggris, US, dan tempat-tempat lain memiliki pengucapan yang berbeda-beda. Kadang-kadang ini adalah subjek yang sensitif, maka siaplah untuk merubah pengucapan anda...
Sedikit sejarah
Berikut ini adalah kata-kata Donald pada masa-masa awal (1945):
'Vegetarian' dan 'Fruitarian' telah dihubungkan dengan masyarakat yang memperbolehkan 'buah' dari sapi dan unggas, maka kita harus membuat sebuah kata yang baru dan sesuai... saya telah menggunakan judul 'Berita Vegan'. Jika kita mengambil kata ini, diet kita akan segera dikenal sebagai diet vegan dan kita akan naik pangkat sebagai vegan.

BAGAIMANA KAITAN VEGETARIANISME DENGAN KEKURANGAN MAKANAN

Jawabannya sederhana: daging merupakan yang paling tidak ekonomis dan paling tidak efisien yang kita makan; harga satu kilo gram daging (protein dari daging) dua puluh kali lebih mahal daripada sejumlah sama dan kadar gizi yang sama protein nabati. Hanya 10% dari protein dan kalori yang kita berikan untuk makanan ternak didapatkan kembali melalui daging yang kita makan. Jadi 90% terbuang ke dalam selokan.

Tanah yang sangat luas digunakan untuk memelihara ternak dan makanannya, berhektar-hektar tanah itu kiranya dapat digunakan apabila ditanami gandum, kacang-kacangan, dan sayur mayur yang dapat dimakan oleh manusia secara langsung. Misalnya, satu hektar tanah yang digunakan untuk memelihara anak sapi, hanya akan menghasilkan 0,5 kg protein, tetapi apabila tanah yang sama digunakan menanam kedelai, maka akan dihasilkan 8,5 kg protein. Dengan perkataan lain, untuk memakan daging, kita membutuhkan 17 kali luas tanah apabila kita makan kedelai. Lebih-lebih kedelai lebih bergizi, kurang berlemak, dan terbebas dari racun yang dikandung oleh daging.

Memelihara hewan itu memboroskan sumber daya alam, bukan sekedar tanah luas yang diperlukan tetapi juga air. Penggunaan air untuk memelihara hewan 8 kali lebih banyak dari penggunaan air untuk menanam tumbuh-tumbuhan. Ini berarti bahwa sementara berjuta-juta orang di dunia kelaparan, segelintir orang kaya memboroskan berhektar-hektar tanah, air, dan gandum agar mendapat daging yang secara berangsur-angsur menghancurkan tubuhnya. Orang Amerika memakan lebih dari satu ton gandum setiap orang setiap tahun (karena gandum itu diberikan makan hewan yang manghasilkan daging), sementara penduduk dunia lain rata-rata makan 400 kg per orang per tahun.

Mantan Sekretaris Jendral PBB, Kurt Waldheim mengatakan bahwa konsumsi makanan negara-negara kaya merupakan penyebab utama kelaparan di dunia, dan PBB mendesak agar negara-negara kaya itu mengurangi konsumsi daging itu.

Cara petama untuk menanggulangi krisis pangan di dunia, menurut para ilmuwan, ialah mengalihkan pola makan dari pemakan daging ke pemakan tumbuh-tumbuhan (vegetarian). “Apabila kita vegetarian, kita dapat melenyapkan kelaparan dari dunia. Anak-anak akan terlahir dan tumbuh dengan cukup makanan, hidup lebih berbahagia, serta menyehatkan kehidupannya. Binatang-binatang akan hidup bebas sebagai makhluk alam, tidak dipaksa-paksa untuk melahirkan anak sebanyak-banyaknya yang lalu digemukkan dan akhirnya dibantai. Dan cukup makanan bagi yang kelaparan”. (B.Pinkus, Vegetable Based Protein).

“Bumi ini mempunyai kekayaan cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap orang, namun tidak cukup untuk melayani keserakahan setiap orang”. (Mahatma Gandhi).

Karena banyak ilmuwan telah mengatakan bahwa makanan pokok di masa datang akan dipenuhi dengan protein nabati, maka banyak negara barat sedang melakukan riset untuk mengembangkan protein nabati yang enak, terbuat dari tepung kedelai. Orang-orang Asia dalam hal ini telah jauh lebih maju di dalam bidang ini; penduduk Asia telah mendapatkan cukup protein terbaik dengan memakan tahu tempe dan olahan kedelai yang dikenal sejak beribu-ribu tahunn yang lampau.

Makanan vegetarian merupakan makanan masa depan. Suatu pola makan yang harus ditempuh kembali kalau kita ingin menyelamatkan sumber daya alam dan terlebih kembali kalau kita ingin menyelamatkan sumber daya manusia di masa depan. Kaum vegetarian sekarang telah menunjukkan jalan yang pada akhirnya semua orang akan mengikuti, ketika orang semakin menyadari manfaat vegetarian dan kehancuran sebagai akibat menempuh jalan yang sekarang tempuh. 
sumber: kasih lestari

MITOS PROTEIN DAGING



Jika dikatakan bahwa daging adalah makanan sehat bagi manusia dan harus ada atau tak boleh dikurangi, nilai gizinya adalah yang bertinggi, dan tidak ada bahan makanan lain yang dapat menandinginya, maka kita perlu mawas diri dan mengoreksinya. Secara mitos pendapat demikian dapat dibenarkan, tetapi menurut penelitian para ahli gizi dewasa ini, pandangan tersebut adalah suatu kekeliruan besar. Penjelasan di bawah ini, akan mengungkapkan segala sesuatunya menurut fakta dan kenyataan yang ada. Bagaimana pun juga, mengurangi konsumsi makanan berdaging dan beralih ke makanan nabati adalah lebih baik dan merupakan pilihan yang tepat, baik karena faktor lingkungan, agama, perekonomian, politik, maupun faktor kesehatan. Di bawah ini terdapat penjelasan mengenai mitos dan fakta (ilmiah) tentang protein :

Pertama
Mitos : Protein makanan daging lebih unggul daripada protein makanan lain.
Fakta : Dibanding dengan makanan palawija, keju, dan kacang-kacangan dalam kolom Kadar Protein, maka daging termasuk jenis makanan berkadar protein sedang, yakni sebanyak 25%.

Kedua
Mitos : Hanya melalui makanan berdaginglah satu-satunya cara untuk mendapatkan zat protein yang cukup.
Fakta : Jika makanan berdaging, ikan, ditukar dengan menu nabati yang terencana baik, maka akan dapat dipenuhi jumlah protein yang cukup untuk setiap hari (53g – 58g).

Ketiga
Mitos : Hanya daginglah satu-satunya sumber vitamin dan garam mineral.
Fakta : Selain vitamin B12, makanan nabati banyak mengandung 11 macam vitamin dan garam mineral, bahkan melebihi separuh dari yang terkandung dalam daging. Lagipula daging bukan satu-satunya sumber vitamin B12 karena pada semua jenis susu dan tempe juga terdapat vitamin tersebut.

Keempat
Mitos : Jenis protein daging adalah protein nilai tertinggi di antara segala jenis makanan.
Fakta : Yang dimaksud dengan tinggi rendahnya nilai suatu protein adalah berapa banyak seharusnya zat protein yang akan digunakan tubuh. NPU telur dan susu lebih tinggi dari daging.

Kelima
Mitos : Karena dalam protein nabati terdapat kekurangan satu atau beberapa macam asam amino esensial, maka protein nabati tidak sama unggulnya dengan protein daging.
Fakta : Memang ada sementara protein nabati yang tidak mengandung atau kurang kandungan satu macam atau lebih asam amino esensialnya, tetapi dengan cara sekaligus memakan beberapa jenis makanan nabati dalam suatu hidangan, maka akan terpenuhilah ke-8 jenis asam amino esensialnya. Keadaan ini disebut Kelengkapan Protein

Keenam
Mitos : Makanan nabati kurang cita rasanya, kalah dibanding dengan makanan berdaging, yang lezat rasanya.
Fakta : Pada umumnya makanan berdaging hanya terdiri dari 5 macam daging ternak yang disembelih, akan tetapi makanan nabati terdiri atas 40-50 macam sayur-mayur, 24 macam kacang-kacangan, 20 macam buah-buahan, 12 macam biji-bijian dan 9 macam padi-padian, dengan demikian rasa, zat makanan, dan warnanya lebih bervariasi.

Ketujuh
Mitos : Karena makanan nabati mengandung banyak karbohidrat maka jika dibanding dengan daging, akan lebih mudah menggemukkan orang.
Fakta : Memang makanan nabati mengandung banyak karbohidrat tetapi tidak banyak mengandung zat lemak seperti makanan hewani. Jumlah kalori yang dihasilkan zat lemak (1g menghasilkan 9 kkal) lebih banyak dibanding dengan karbohidrat (1g menghasilkan 4 kkal). Lagi pula tubuh tidak membutuhkan terlalu banyak kalori. Kelebihan itu akan diubah menjadi timbunan lemak dalam tubuh yang merupakan penyebab kegemukan seseorang.

Akhirnya bisa dilihat bahwa sebenarnya rata-rata umur para vegetaris (yang berhati-hati terhadap konsumsi jumlah telur dan kadar lemak dalam susu) lebih tinggi daripada orang yang mengkonsumsi daging. Hal ini disebabkan karena tanpa disadari, banyak sekali penyakit yang diderita manusia bersumber pada daging yang dimakan.

Sehat Tanpa Daging

APAKAH MANUSIA SECARA ALAMI PEMAKAN DAGING?

Tidak! Nenek moyang manusia pada jaman dahulu adalah pemakan biji-bijian dan buah-buahan. Manusia mulai makan daging (mentah) ketika jaman krisis melanda bumi dimana tidak tersedia cukup makanan sesuai kebutuhannya. Untuk mempertahankan hidupnya mereka TERPAKSA makan daging dengan berburu dan lain lain. Lambat laun untuk menghilangkan rasa tidak enak dari daging mentah itu mereka mulai memasaknya. Demikian kebiasaan ini terus berlanjut sampai sekarang. Namun sistem dan organ pencernaan manusia tetaplah termasuk dalam golongan pemakan buah-buahan dan biji-bijian. (Lihat tabel). Ini juga terbukti kita tidak tergiur apabila kita melihat darah segar atau daging mentah dari rumah potong hewan. Kita sebenarnya menipu diri kita dengan memasaknya, menambahi bumbu untuk menghilangkan rasa asli daging itu. Sebaliknya melihat buah segar membuat kita tergiur untuk memakannya.
Tabel Perbandingan sistem dan organ pencernaan hewan pemakan daging, hewan pemakan rumput, pemakan buah dan manusia
Pemakan Daging
Pemakan Rumput
Pemakan Buah
Manusia
berkuku tajam
tidak berkuku tajam
tidak berkuku tajam
tidak bercakar
kulit tidak berpori berkeringat melalui lidah
berkeringat melalui pori pori kulit
berkeringat melalui pori-pori kulit
berkeringat melalui pori-pori kulit
gigi depan tajam
gigi depan tidak tajam
gigi depan tidak tajam
gigi depan tidak tajam
kelenjar liur dimulut kecil (tidak dibutuhkan mencerna pendahuluan makanan)
kelenjar ludah berkemb- ang untuk melakukan pencernaan pendahuluan
kelenjar ludah berkembang untuk melakukan pencernaan pendahuluan
kelenjar ludah berkembang untuk melakukan pencernaan pendahuluan
liur bersifat asam tidak ada enzym ptyalin
ludah alkali banyak ptyalin untuk pencern. pendahuluan
ludah alkali banyak ptyalin untuk pencern. pendahuluan
ludah alkali banyak ptyalin untukpencern. pendahuluan
tidak bergigi geraham bertaring tajam
bergigi geraham tidak bertaring tajam
bergigi geraham tidak bertaring tajam
bergigi geraham tidak bertaring tajam
asam HCL keras di perut untuk mencernakan otot-otot keras, daging dsb
asam perut 1/20 X daya daya binatang pemakan daging
asam perut 1/20 X daya daya binatang pemakan daging
asam perut 1/20 X daya daya binatang pemakan daging
panjang usus 3 X panjang badan untuk mengeluarkan daging yang cepat membusuk
panjang usus 10 X panjang badan
panjang usus 12 X panjang badan
panjang usus 12 X panjang badan
Bagaimana Merubah Kebiasaan Makan Daging?
Kebiasaan yang lama dan mengakar tidak bisa dihilangkan dengan memaksakannya secara mendadak. Sebaliknya dengan menciptakan kebiasaan baru yang bertentangan dengan kebiasaan lama. Dengan memulai kebiasaan baru memakan makanan vegetarian dengan sendirinya kebiasaan makan daging itu akan terkikis dan berkurang secara berangsur-angsur dan akhirnya akan hilang sama sekali. Seperti kata pepatah “Alah bisa karena biasa


Artikel Terkait:


1 komentar:

Komentator Blog Ini