Ingin membesarkan anak jadi orang terkaya di dunia? Dr Edward Zuckerberg, ayahanda Mark Zukerberg pendiri jaringan sosial Facebook, membuka rahasia suksesnya. Kuncinya, kata Edward, mendukung kekuatan dan minat anak serta menjaga keseimbangan antara bekerja dan bermain. Tidak hanya itu ketertarikan Mark terhadap komputer akibat pengenalannya dengan komputer sejak dini.
“Hal ini memperkaya ketertarikan Mark terhadap teknologi,” kata dia seperti dilansir The Associated Press, Jumat 4 Februari 2011. Edward menceritakan, keluarganya terpapar komputer sejak 1985. Ketika itu Edward, yang berkantor di rumah, mulai melakukan komputerisasi. Mark dibesarkan dalam lingkungan tersebut sejak kecil.
Edward mengaku pengetahuan dia mengenai komputer terbatas. Meski begitu dia kerap menjadikan kantornya padat teknologi. “Saya berusaha memiliki teknologi yang paling mutakhir,” kata dia. Ia kemudian mengajarkan Mark program komputer. “Tapi kemampuan programming dia selanjutnya adalah otodidak,” kata Edward.
Ayah empat anak itu mengaku hal terpenting dalam membesarkan anak adalah tidak memaksakan mereka. “Lebih baik mengenali apa kekuatan mereka, dan mendukungnya, serta mendorong pengembangan hal-hal yang mereka sukai,” ujar Edward. Keluarga Zuckerberg tak menerapkan fisik dalam mendisiplinkan anak-anak mereka. “Saya tidak percaya pada disiplin fisik,” kata dia. Tetapi Edward menambahkan orang tua perlu memberitahu perilaku tertentu adalah perilaku yang tak akan ditolerir.
“Jika Anda menyampaikan ketidaksukaan anda terhadap perilaku negatif tertentu pada usia dini, mereka akan belajar memahami perasaan anda mengenai hal-hal itu,” kata dia. Meski tak ingin disebut sebagai ahli, dia mengingatkan anak-anak perlu untuk diingatkan, bahwa ada masa bekerja dan bermain.
Edward menggambarkan Mark sebagai murid baik yang tertarik pada matematika dan ilmu pengetahuan. Mark adalah anak pendiam yang tak suka mengumumkan prestasi dia. Ketika Mark dinobatkan sebagai person of the year oleh Majalah Time, anaknya itu hanya berkata, “Pasti tahun ini sepi sekali.”
Edward mengatakan dia bangga atas prestasi Mark, dan seluruh anaknya. Saudara perempuan Mark, Randi, saat ini menjabat sebagai direktur pemasaran Facebook. Donna, adiknya yang lain, seorang kandidat doktor jurusan Klasik di Princeton. Sementara adik bungsu Mark, Arielle saat ini duduk di bangku kuliah di Claremont McKenna College.
Lalu bagaimana pendapat Edward mengenai film The Social Network yang menceritakan ihwal pendirian Facebook, dan sekelumit kisah hidup Mark. “Jika film itu hanya sebuah cerita, dan bukan cerita mengenai anak saya, saya rasa itu adalah hal yang bisa ditoleransi,” kata Edward.
Edward sekarang menikmati kesuksesan anaknya dengan caranya sendiri. Dia menggunakan Facebook sebagai alat promosi praktik dokter giginya. Satu jam sehari dihabiskannya untuk memperbarui akunnya. Dan satu hal lagi, dia juga masih memeriksa rutin gigi si Mark, putranya yang dinobatkan orang termuda terkaya di dunia itu
“Hal ini memperkaya ketertarikan Mark terhadap teknologi,” kata dia seperti dilansir The Associated Press, Jumat 4 Februari 2011. Edward menceritakan, keluarganya terpapar komputer sejak 1985. Ketika itu Edward, yang berkantor di rumah, mulai melakukan komputerisasi. Mark dibesarkan dalam lingkungan tersebut sejak kecil.
Edward mengaku pengetahuan dia mengenai komputer terbatas. Meski begitu dia kerap menjadikan kantornya padat teknologi. “Saya berusaha memiliki teknologi yang paling mutakhir,” kata dia. Ia kemudian mengajarkan Mark program komputer. “Tapi kemampuan programming dia selanjutnya adalah otodidak,” kata Edward.
Ayah empat anak itu mengaku hal terpenting dalam membesarkan anak adalah tidak memaksakan mereka. “Lebih baik mengenali apa kekuatan mereka, dan mendukungnya, serta mendorong pengembangan hal-hal yang mereka sukai,” ujar Edward. Keluarga Zuckerberg tak menerapkan fisik dalam mendisiplinkan anak-anak mereka. “Saya tidak percaya pada disiplin fisik,” kata dia. Tetapi Edward menambahkan orang tua perlu memberitahu perilaku tertentu adalah perilaku yang tak akan ditolerir.
“Jika Anda menyampaikan ketidaksukaan anda terhadap perilaku negatif tertentu pada usia dini, mereka akan belajar memahami perasaan anda mengenai hal-hal itu,” kata dia. Meski tak ingin disebut sebagai ahli, dia mengingatkan anak-anak perlu untuk diingatkan, bahwa ada masa bekerja dan bermain.
Edward menggambarkan Mark sebagai murid baik yang tertarik pada matematika dan ilmu pengetahuan. Mark adalah anak pendiam yang tak suka mengumumkan prestasi dia. Ketika Mark dinobatkan sebagai person of the year oleh Majalah Time, anaknya itu hanya berkata, “Pasti tahun ini sepi sekali.”
Edward mengatakan dia bangga atas prestasi Mark, dan seluruh anaknya. Saudara perempuan Mark, Randi, saat ini menjabat sebagai direktur pemasaran Facebook. Donna, adiknya yang lain, seorang kandidat doktor jurusan Klasik di Princeton. Sementara adik bungsu Mark, Arielle saat ini duduk di bangku kuliah di Claremont McKenna College.
Lalu bagaimana pendapat Edward mengenai film The Social Network yang menceritakan ihwal pendirian Facebook, dan sekelumit kisah hidup Mark. “Jika film itu hanya sebuah cerita, dan bukan cerita mengenai anak saya, saya rasa itu adalah hal yang bisa ditoleransi,” kata Edward.
Edward sekarang menikmati kesuksesan anaknya dengan caranya sendiri. Dia menggunakan Facebook sebagai alat promosi praktik dokter giginya. Satu jam sehari dihabiskannya untuk memperbarui akunnya. Dan satu hal lagi, dia juga masih memeriksa rutin gigi si Mark, putranya yang dinobatkan orang termuda terkaya di dunia itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar