Jumat, 04 Februari 2011

Excellent Book “Heavier Than Heaven” Biografi Kurt Cobain by Charles R. Cross


Dalam pengalamannya melalui segala kebusukan hidup, baik yang internal dan eksternal, dia diam-diam memiliki dua hal yang dipandangnya secara sakral : Pertama, sebuah niat untuk tidak pernah menjadi orang tua seperti kedua orang tuanya ; dan kedua, sebuah sumpah bahwa jika nanti memiliki anak, dia akan memberi anak itu sebuah dunia yang lebih baik dari yang dulu dimilikinya. Itulah penuturan Kurt Cobain tentang apa yang ingin dicapainya dalam dunia ini.
Tapi sontak semua pemerhati musik dan para fansnya berduka saat Kurt Donald Cobain atau yang lebih kita kenal sebagai Kurt Cobain vokalis band grunge “NIRVANA” memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara yang sungguh amat tak terduga, berikut adalah sedikit review tentang buku yang menulis biografinya.
Sekarang ia sudah pergi dan bergabung dengan kelompok konyol itu. Saya sudah mengingatkan dia supaya tidak bergabung dengan kelompok konyol itu.” ungkap Wendy, ibunya yang disiarkan ke seluruh media dunia.
Kelompok konyol yang dimaksud itu terdiri dari Jimi Hendrix, Janis Joplin, Jim Morrison, yang semuanya kebetulan tewas di usia 27 tahun.
Kurt Donald Cobain, lahir pada Februari 1967. Seorang legenda musik rock yang nama dan karyanya akan selalu kita ingat. Meninggal di usia 27 tahun. Memutuskan untuk melakukan bunuh diri di dalam rumah kacanya.
Sebuah penelusuran yang sempurna yang dilakukan oleh Cross. Empat tahun dan empat ratus wawancara ia lakukan berhasil memperdalam isi buku ini. Ia menjadikan buku ini seperti sebuah petualangan yang menarik. Petualangan? Yup. Di buku ini kita bisa masuk dalam perjalanan hidup seorang Kurt Cobain, mulai dari dia kecil, pengalamannya jadi cleaning service, tidur di bawah jembatan dan emperan toko, perjuangan Nirvana manggung di banyak kota dengan vannya. Selain itu kita juga bisa baca penuturan Cross tentang kematian si rockstar ini dan mengutarakan tentang semua penyebab kematiannya.
Kurt Cobain. Seorang anak pemalu dengan bakat luar biasa dalam segi artistik dan musikal, yang mempunyai kenangan buruk akan masa kecilnya. Menjadikan tulisan, musik dan seni lainnya sebagai pelampiasannya. Di buku ini Cross juga berhasil mengungkap berbagai kontradiksi dalam diri seorang Kurt Cobain. Ya, yang kita semua tau khan Kurt adalah tipe orang yang memakai heroin dalam dosis yang kurang wajar dan bisa mati karena hal itu, namun ternyata Kurt bukan tipe orang yang bakal mati karena kecelakaan mobil. Karena ia selalu menyetir dengan kecepatan yang sangat lambaat. Ia juga tipe orang yang selalu mengeluhkan ketenarannya, namun ternyata ia juga orang yang akan marah-marah kalau klipnya jarang diputar di MTV. Dia seperti paradoks di dalam banyak kesempatan, karena dia bisa saja berlaku brutal tapi juga kelihatan rapuh dalam waktu bersamaan. Dan nyatanya Kurt juga merupakan orang yang sangat sensitif. Ia sangat mudah bergaul dengan anak kecil.
Walaupun kisah cintanya dengan Courtney Love bukanlah kisah cinta yang “biasa”, pada satu titik tertentu hal itu masih memiliki sentimen tradisionalnya. Sebagai dua orang penulis, mereka seperti sedang berlomba-lomba menyenangkan hati pasangannya dengan tulisan.
Beberapa faks yang dikirimnya itu mengandung kata-kata yang nantinya akan dia pakai sebagai lirik lagunya, seperti yang terdapat dalam faks 8 November : “I am doll parts, bad skin, doll hearts, it stands for a knife, for the rest of my life, peel my little heart off, and soak it in your left hand and call me tonight.”
Kurt Cobain adalah sebuah misteri. Bahkan pada satu wawancara dengan Charless Cross, yang menulis buku ini. Ia yang sudah empat tahun menghabiskan hari-harinya untuk merangkai buku ini pun tetap kesulitan untuk memahami kepribadian Kurt. Dan ini juga dialami oleh semua orang termasuk orang-orang terdekatnya. Yang jelas Kurt memang seorang yang sangat rapuh; di beberapa wawancara ia selalu membicarakan tentang kematian dan bunuh diri. Sisinya yang rapuh tergambar jelas di dalam surat kematiaanya:
“I feel guilty beyond the word about these things. For example, when we’re backstage and the lights go out and the manic roar of the crowd begins it doesn’t affect me the way in which it did for Freddie Mercury who seem to love, relish in the love and adoration from the crowd. Which is something totally admire and envy. The fact is I can’t fool you. Any one of you. It simply isn’t fair to you or me…..
……….Sometimes i feel as if i should have a punch in time clock before I walk out to stage. I’ve tried everything within my power to appreciate it, and I do. God believe me I do, but it’s not enough. I appreciate the fact that I and we have affected and entertained a lot of people. I must be one of those narcissists who only appreciate things when they’re gone. I’m too sensitive. I need to be sightly numb in order to regain the enthusiasm I once had as a child, in our last three tour I’ve had a much better appreciation for all the people I’ve known personally and as fans of our music, but I still can’t get over the frustration, the guilt and empathy I have for every one. There’s good in all of us and I think I simply love people too much. So much that it makes me feel too fuckin sad. The sad little, sensitive, unappreciative, Pieces, Jesus Man!”

Krist Novoselic, bassis Nirvana yang juga teman dekatnya pun merasa sangat bingung dengan kepribadian temannya yang satu ini. Ia hanya bisa berpesan :
“Kita kenang Kurt apa adanya; perhatian, murah hati, dan baik. Mari kita kenang terus musiknya. Kita tidak akan pernah kehilangan lagunya. Kurt menghormati fans-nya dengan kode etik yang berdasar pada prinsip punk rock. Tidak ada band yang spesial; tidak ada royalti pemain. Kalau kamu punya gitar dan keinginan kuat, mainkan musik apa saja dan lakukan sungguh-sungguh, kamulah bintangnya. Mainkan nada dan irama yang manusiawi. Musik itu sendiri. Kalau kamu mau, masa bodo, langsung aja pakai gitarmu layaknya drum. Cari saja satu irama dan mainkan sesuai keinginan hatimu. Itu yang ingin Kurt tujukan pada kita : dalam hati kita. Dan disanalah musik akan abadi.”
Well, sekarang hanya musiknya yang bisa kita dengar. Kurt Cobain akan tetap menjadi seorang Kurt Cobain, yang akan kita kenal karena telah berhasil mengibarkan bendera aliran Grunge dan menjadi inspirator bagi banyak band yang memuja hasil karyanya. With all salute of him, May God Bleess Him there.


Website : http://www.hereisnirvana.com/


Artikel Terkait:


1 komentar:

Komentator Blog Ini