Foto Bentuk crop circle atau Jejak UFO Di Yogyakarta
Bentuk geometris aneh yang terbentuk di areal persawahan daerah Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman, Minggu (23/1/2011), membawa berkah untuk Yudi (20). Foto milik pemuda yang pertama kali melihat munculnya pola aneh di areal persawahan itu, laris manis dibeli pengunjung yang datang.
"Saya tadi siang ambil foto-foto ini dengan menggunakan HP. Saya sampai memanjat pohon dan menara sutet untuk motret. Buat yang mau, saya jual Rp 2.000 per foto," kata Yudi, saat ditemui di kampung itu, Senin (24/1/2011) dini hari.
Orang yang menginginkan foto-foto dari Yudi, tinggal mengaktifkan bluetooth untuk mentransfer dari HP. Setelah foto tertransfer, sang pengunjung langsung membayarnya. Sampai Senin (24/1/2011) dinihari , Yudi mengaku sudah mendapatkan Rp 200 ribu. "Itung-itung buat beli rokok dan uang lelah saya manjat pohon," ucapnya sambil tertawa.
Pola berbentuk lingkaran di sawah tersebut biasa disebut crop circle. Fenomena tersebut selama ini dikait-kaitkan dengan kehadiran UFO (unidentified flying object) dan alien.
Lokasi Jejak UFO
Lingkaran-lingkaran aneh yang muncul di areal persawahan daerah Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menarik perhatian warga dan menjadi tontonan banyak orang sejak Minggu (23/1/2011) pagi. Bagaimana tidak menarik, pola lingkaran berdiameter sekitar 60 meter itu mirip crop circle yang biasa dihubung-hubungkan dengan unidentified flying object (UFO) dan alien. Tentu sayang untuk dilewatkan.
Saat ini, di sekeliling pola lingkaran tersebut dipasangi batas dari tali plastik yang diikatkan pada bambu. "Biar orang yang menonton tidak turun ke sawah. Nanti padi-padi yang masih berdiri bisa rusak karena diinjak-injak," kata Jumadi, yang sawahnya terkena pola lingkaran.
Lokasi tersebut agak jauh dari perkampungan warga. Rumah terdekat adalah milik Basori (41), yang berada di sekitar 50 meter arah utara areal persawahan itu. Selain itu, ada rumah Yudi (20), yang tepat berhadapan dengan rumah Basori.
Untuk mencapai lokasi pola lingkaran tersebut, Anda bisa melewati Bandara Internasional Adisucipto ke arah timur. Sampai di percetakan Kedaulatan Rakyat, balik arah ke barat. Kemudian di pertigaan Kalitirto, Berbah, menuju ke selatan.
Sesampainya Anda di pertigaan Kalitirto, belok ke arah timur. Sekitar 6 kilometer Anda akan sampai di jalan alternatif Yogyakarta-Prambanan. Di Desa Jogotirto inilah Anda dapat dengan mudah menemukan fenomena pola lingkaran yang sering dikaitkan dengan kedatangan UFO.
Selain itu, untuk ke lokasi itu juga bisa ditempuh dari arah Piyungan, Bantul. Dari pertigaan SPBU Payak di Jalan Wonosari belok ke utara. Sekitar 1 kilometer dari pertigaan tersebut, Anda akan sampai di lokasi. Letaknya persis di tepi jalan alternatif Yogyakarta-Prambanan
Bentuk geometris aneh yang terbentuk di areal persawahan daerah Rejosari, Jogotirto, Berbah, Sleman, Minggu (23/1/2011), membawa berkah untuk Yudi (20). Foto milik pemuda yang pertama kali melihat munculnya pola aneh di areal persawahan itu, laris manis dibeli pengunjung yang datang.
"Saya tadi siang ambil foto-foto ini dengan menggunakan HP. Saya sampai memanjat pohon dan menara sutet untuk motret. Buat yang mau, saya jual Rp 2.000 per foto," kata Yudi, saat ditemui di kampung itu, Senin (24/1/2011) dini hari.
Orang yang menginginkan foto-foto dari Yudi, tinggal mengaktifkan bluetooth untuk mentransfer dari HP. Setelah foto tertransfer, sang pengunjung langsung membayarnya. Sampai Senin (24/1/2011) dinihari , Yudi mengaku sudah mendapatkan Rp 200 ribu. "Itung-itung buat beli rokok dan uang lelah saya manjat pohon," ucapnya sambil tertawa.
Pola berbentuk lingkaran di sawah tersebut biasa disebut crop circle. Fenomena tersebut selama ini dikait-kaitkan dengan kehadiran UFO (unidentified flying object) dan alien.
Lokasi Jejak UFO
Lingkaran-lingkaran aneh yang muncul di areal persawahan daerah Berbah, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, menarik perhatian warga dan menjadi tontonan banyak orang sejak Minggu (23/1/2011) pagi. Bagaimana tidak menarik, pola lingkaran berdiameter sekitar 60 meter itu mirip crop circle yang biasa dihubung-hubungkan dengan unidentified flying object (UFO) dan alien. Tentu sayang untuk dilewatkan.
Saat ini, di sekeliling pola lingkaran tersebut dipasangi batas dari tali plastik yang diikatkan pada bambu. "Biar orang yang menonton tidak turun ke sawah. Nanti padi-padi yang masih berdiri bisa rusak karena diinjak-injak," kata Jumadi, yang sawahnya terkena pola lingkaran.
Lokasi tersebut agak jauh dari perkampungan warga. Rumah terdekat adalah milik Basori (41), yang berada di sekitar 50 meter arah utara areal persawahan itu. Selain itu, ada rumah Yudi (20), yang tepat berhadapan dengan rumah Basori.
Untuk mencapai lokasi pola lingkaran tersebut, Anda bisa melewati Bandara Internasional Adisucipto ke arah timur. Sampai di percetakan Kedaulatan Rakyat, balik arah ke barat. Kemudian di pertigaan Kalitirto, Berbah, menuju ke selatan.
Sesampainya Anda di pertigaan Kalitirto, belok ke arah timur. Sekitar 6 kilometer Anda akan sampai di jalan alternatif Yogyakarta-Prambanan. Di Desa Jogotirto inilah Anda dapat dengan mudah menemukan fenomena pola lingkaran yang sering dikaitkan dengan kedatangan UFO.
Selain itu, untuk ke lokasi itu juga bisa ditempuh dari arah Piyungan, Bantul. Dari pertigaan SPBU Payak di Jalan Wonosari belok ke utara. Sekitar 1 kilometer dari pertigaan tersebut, Anda akan sampai di lokasi. Letaknya persis di tepi jalan alternatif Yogyakarta-Prambanan
Bisa Buatan Alien Atau Manusia
Crop circle selama ini sering ditemui di berbagai negara. Laporan-laporan mencengangkan sering disampaikan dari daerah Amerika Latin. Ukurannya bisa sangat besar mencapai puluhan hingga ratusan meter.
"Dengan ukurannya yang sangat besar sulit dibilang kalau bentuk-bentuk raksasa semacam itu dibuat manusia. Jadi bisa diambil kesimpulan, ada makhluk lain yang membuatnya," kata Dudi Sudibyo, pengamat penerbangan yang juga pemerhati UFO.
Meski demikian, ia tak memungkiri bahwa crop circle bisa jadi juga dibuat manusia. Apalagi, yang di Yogyakarta ukurannya tidak sebesar crop circle di Amerika Latin yang ukurannya mencapai puluhan hingga ratusan meter.
"Pendekatan ilmiah tetap harus dikedepankan. Saya kira masyarakat tak bisa mengabaikannya begitu saja. Perlu diteliti lebih lanjut," kata Dudi.
Ia mengatakan, pihak-pihak yang tertarik meneliti sebaiknya segera mendokumentasikannya seperti mengambil gambar secara rinci, mengukur dimensinya, termasuk menginvestigasi bagaimana crop circle itu dapat muncul di lokasi tersebut.
Ada sejumlah ahli yang sebelumnya telah mencoba merekonstruksi pembuatan crop circle tersebut. Menurutnya, hal itu memang bukan hal mustahil meskipun harus dengan perhitungan matematika yang cermat.
Namun, sampai sekarang crop circle yang pernah ditemukan tetap saja menjadi misteri karena tak ada yang mengaku membuatnya. Nah, bagaimana dengan crop circle di Yogyakarta, akankah tetap menjadi misteri?
Akibat Angin
"Angin lesus yang menyebabkan pola itu terbentuk," kata Misran (44) berargumen. Ia mengisahkan, kemarin ia baru mengikuti sosialisasi pertanian dan muncul banyak wacana, termasuk soal pembentukan angin lesus.
Tak hanya berhenti di situ, Misran menguatkan argumentasinya dengan menyebut bahwa angin lesus itu merupakan tanda yang dikirimkan tuhan. "Para tetua desa menafsirkan kejadian itu karena angin lesus winasis," ujarnya sambil menyeruput kopi.
Beberapa warga yang antusias mendengar analisis Misran semakin tertarik dengan cerita yang disampaikan, apalagi saat ia panjang lebar mengisahkan soal angin winasis itu.
"Pola yang muncul akibat angin winasis merupakan tanda dari Tuhan," katanya. Misran tidak menyebut tanda apa yang dimaksud. (Tribun Jogja/Diaz R dan Hendy K)
Crop circle selama ini sering ditemui di berbagai negara. Laporan-laporan mencengangkan sering disampaikan dari daerah Amerika Latin. Ukurannya bisa sangat besar mencapai puluhan hingga ratusan meter.
"Dengan ukurannya yang sangat besar sulit dibilang kalau bentuk-bentuk raksasa semacam itu dibuat manusia. Jadi bisa diambil kesimpulan, ada makhluk lain yang membuatnya," kata Dudi Sudibyo, pengamat penerbangan yang juga pemerhati UFO.
Meski demikian, ia tak memungkiri bahwa crop circle bisa jadi juga dibuat manusia. Apalagi, yang di Yogyakarta ukurannya tidak sebesar crop circle di Amerika Latin yang ukurannya mencapai puluhan hingga ratusan meter.
"Pendekatan ilmiah tetap harus dikedepankan. Saya kira masyarakat tak bisa mengabaikannya begitu saja. Perlu diteliti lebih lanjut," kata Dudi.
Ia mengatakan, pihak-pihak yang tertarik meneliti sebaiknya segera mendokumentasikannya seperti mengambil gambar secara rinci, mengukur dimensinya, termasuk menginvestigasi bagaimana crop circle itu dapat muncul di lokasi tersebut.
Ada sejumlah ahli yang sebelumnya telah mencoba merekonstruksi pembuatan crop circle tersebut. Menurutnya, hal itu memang bukan hal mustahil meskipun harus dengan perhitungan matematika yang cermat.
Namun, sampai sekarang crop circle yang pernah ditemukan tetap saja menjadi misteri karena tak ada yang mengaku membuatnya. Nah, bagaimana dengan crop circle di Yogyakarta, akankah tetap menjadi misteri?
Akibat Angin
"Angin lesus yang menyebabkan pola itu terbentuk," kata Misran (44) berargumen. Ia mengisahkan, kemarin ia baru mengikuti sosialisasi pertanian dan muncul banyak wacana, termasuk soal pembentukan angin lesus.
Tak hanya berhenti di situ, Misran menguatkan argumentasinya dengan menyebut bahwa angin lesus itu merupakan tanda yang dikirimkan tuhan. "Para tetua desa menafsirkan kejadian itu karena angin lesus winasis," ujarnya sambil menyeruput kopi.
Beberapa warga yang antusias mendengar analisis Misran semakin tertarik dengan cerita yang disampaikan, apalagi saat ia panjang lebar mengisahkan soal angin winasis itu.
"Pola yang muncul akibat angin winasis merupakan tanda dari Tuhan," katanya. Misran tidak menyebut tanda apa yang dimaksud. (Tribun Jogja/Diaz R dan Hendy K)
Beberapa kejadian jejak UFO Crop Circle yang terekam bisa dilihat di
Tidak ada komentar:
Posting Komentar